penolongSaya orang yang bisa dibilang jelek untuk urusan ‘go green’. Sampah plastik saya setiap harinya bisa lebih dari 5 kantung plastik dan sampai 3 botol minuman kemasan termasuk air mineral dan lainnya. Karena itu juga kamar saya penuh dengan ‘sampah’ botol itu sampai setiap temen main pasti nanya, ‘ini untuk diloakin ta muh?’

Bukan, saya ingin memusnahkan sampah plastik tsb, jika tidak mungkin dimusnahkan, setidaknya menjadikan sampah itu berguna. Sayangnya saya bukan perajin atau seniman yang bisa merubah botol-botol plastik jadi barang berharga, saya tidak sekreatif itu.

Alhamdulillah pagi ini ketika saya di depan kos setelah membeli sarapan pagi, (biasa kalau sedang dapet pikiran pasti berhenti depan kos, diem sambil mikir di atas motor), eh ada bapak-bapak, penolong, untuk saya kata ‘pemulung’ terdengar terlalu sadis yah untuk menggambarkan seseorang.

“Pak, ada botol akua mau pak?” tanya saya setelah membuka pintu pagar kos.

“Mau, ada?”

Kemudian saya ambilkan, sebelumnya sudah saya pindahkan dari kamar ke teras kos. Ini pak, masih ada lagi banyak.

Kalau dihitung, satu plastik ada 8/9 botol akua ukuran besar 1,5 liter. 5 plastik x 8 botol, yah sekitar 40an botol lah. Karung bapak-bapak itu langsung penuh gitu :D

Yang sedikit membuat saya terkejut adalah ekspresi bapak itu yang terlihat sangat senang dengan hanya botol-botol sampah itu.

Akhirnya kita ngobrol sebentar sambil bapak itu memasukkan botol-botol ke karung kainnya, goni namanya kalau saya tidak salah ingat. Soal tempat tinggal dia yang digusur untuk pembuatan padang golf, ‘klasik’ pikir saya. Saya beberapa kali membaca tentang pembuatan dan perawatan padang golf yang akhirnya menyengsarakan sebagian dari kita.

Bapak itu berpamitan setelah sebelumnya mendo’akan saya supaya bisa sukses dan menasehati supaya hati-hati kalau berangkat kerja, tidak lupa berterimakasih dengan sangat.

Lagi, kisah lain yang bisa dijadikan intropeksi untuk kita. :) muha.

Ilustrasi source: http://gerak-nafas.blogspot.com/2012/08/nafas-pemulung.html
Sampah untuk Kita, Rezeki untuk Mereka
Tagged on:         

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

[+] Kaskus Emoticons