Beberapa pekan terakhir saya harus pakai Tizen phone yang dibeli 2 tahun lalu sebagai daily driver; Samsung Z2, selagi ponsel utama saya masih pecah kacanya.
Waktu itu saya beli Z2 tujuan murninya adalah untuk modem WiFi alias MiFi. Kenapa pakai HP, kenapa gak beli modem MiFi?
Karena saya pikir, lebih praktis pakai HP dengan kemampuan yang mirip MiFi. Sebagai bonus; saya dapat fungsi HP yang mendekati android phone, nambah duit gak seberapa dari harga MiFi.
Kenapa gak pakai ponsel utama? Ada beberapa sebab, namun manfaat yang paling terasa adalah; biar ponsel utamanya lebih awet aja, gak digangguin setiap saat.
Saya beli Samsung Z2 seharga 800 ribuan saat ada diskon di event 12-12. Dan bisa saya kakatan; gak nyesel sama sekali.
Sudah 2 tahun lebih saya pakai Z2, masalahnya memang hampir selalu ada, tapi gak terlalu jadi beban. Yang paling sering dikeluhkan pengguna Tizen OS adalah keterbatasan aplikasi yang tersedia, begitu juga dengan update yang jauh lebih telat dibanding aplikasi android, saya mah maklum aja kalau urusan begitu. Yang ngeselin; ada update tapi kadang gagal mulu buat download.
Lalu, gara2 ponsel Z2 saya lebih sering di-charging dibanding dilepas, baterai pun jadi agak error, sedikit bunting juga. Tapi masih cukup oke lah kalau terpaksa harus dilepas dari charger, toh errornya dimulai saat baterai sudah menyentuh 70% tersisa, maka akan saya rubah ke mode Power-saving.
Kenapa saya bilang error, bukan ngedrop? Karena memang terkadang normal, dan kemampuan daya tahan baterainya pun masih cukup oke.
Saya gak pernah nuntut yang berlebih pada Samsung Z2. Sekali lagi awalnya memang buat dipakai jadi modem + router yang praktis, bonus fungsi ponsel yang sangat lengkap.
Ada kameranya walau hasil fotonya pas-pasan, namun videonya cukup jernih. Kamera depannya lumayan bisa buat ngaca buat ngerapihin rambut. Aplikasi yang tersedia lumayan lengkap; ada YouTube, WhatsApp, Facebook, Instagram, bahkan GPS pun ada; akurat dan mudah digunakan juga berkat aplikasi HERE by Samsung.
Aplikasi seperti GoJek/Grab, Bigo, atau yang populer lainnya memang gak tersedia, tapi gak masalah sih selama ini. Karena memang baru2 ini saja saya benar2 pakai Z2 sebagai ponsel utama.
Minggu lalu, saya sempat uninstall banyak sekali aplikasi; lalu horror pun terjadi. SSL selalu minta persetujuan. Ini agak merepotkan saat harus browsing atau nonton YT. Lucunya, baru saya sadari ternyata masalah tsb hilang dan ponsel kembali seperti sebelumnya; works perfectly. Padahal gak diapa2in.
Yang lebih lucu; WhatsApp yang tadinya gagal mulu buat update, eh sekarang normal dan lancar jaya. Kabar baik karena di versi yang updated, ada fitur tambahan; termasuk fitur Status.
Ya, bisa dibilang; kebutuhan saya hampir semuanya ter-cover oleh Tizen OS khususnya Samsung Z2 sih. Cuma memang saya tetap saja butuh android phone yang lebih powerful dan berlayar lebih lega untuk urusan Productivity serta kadang2 hiburan. Ngidamnya tetap Galaxy Note, mudah2an tahun ini kesampaian, aamiin
I wonder; apakah Samsung akan bikin lagi the next Tizen Phone? Karena menurut saya; meskipun termasuk ponsel nanggung, namun kalau dibanderol di bawah 800 ribu, seepertinya bisa tetap diminati. Masalahnya sekarang; ada Xiaomi Android Go yang dibanderol 800 ribuan, atau Redmi 6A yang cuma 1.2 jutaan, luar biasa murah untuk ukuran ponsel android yang capable melakukan banyak hal ala Smartphone masa kini.