Banyak orang yang keinginannya adalah untuk bisa bahagia.
Anehnya saya hampir tidak pernah berharap itu.. Mungkin karena persepsiku tentang bahagia itu berbeda dengan orang lain.
Atau mungkin saya anggap bahwa bahagia itu tidak mungkin bisa dicapai.
Bisa juga karena saya merasa tidak pantas untuk mendapatkan kebahagiaan.
Entah.
Tapi yang saya inginkan sebenarnya lebih simpel; DAMAI.
Sejujurnya saya tidak tau apa itu BAHAGIA. Tapi saya tau damai itu yang seperti apa. Jadi saya hanya berharap kedamaian dalam hidup ini.
Tapi kalau mau dikulik, sebenarnya damai versi saya tidak sependek itu juga.
Bisa melakukan hal-hal yang saya sukai tanpa khawatir soal waktu dan uang, itu juga damai.
Jadi, jika orang-orang mengukur kebahagiaan dengan materi, misalnya rumah bagus, mobil mewah, uang melimpah, maka saya hanya menganggap itu sebagai faktor kecil untuk kedamaian saya.
Ada hal yang lebih penting dari materi, tapi kita akan sulit damai jika materi tidak tercukupi.
Saya sebenarnya mudah bersyukur.
Tapi ketika lelah itu hadir, maka syukur itu berubah jadi ambisi untuk mencapai hidup yang lebih baik.
Tapi toh itu tidak salah juga. Kalau kebutuhan kita lebih terpenuhi, akan banyak hal positif yang kita bisa lakukan dan dapatkan.
Daripada miskin tapi bersyukur, masih mending kaya tapi bersyukur juga.
Bukan berarti semua orang akan kaya. Dan untuk yang sedang miskin, maka harus bisa berdamai dengan kemiskinannya. Tapi tentu bagi yang punya tanggungjawab istri dan anak, janganlah terlalu santai karena mungkin mental anda saja yang kuat; yang lain tidak.
Jadi, bahagia buat saya adalah ketika saya bisa memiliki kedamaian di hal apapun.
Jika materi itu lebih mudah digapai, maka hal lainnya akan saya pasrahkan saja ke Yang Maha Mengatur.
Ya, bahagia buat saya selain bisa terpenuhi kebutuhannya, adalah ketika bisa memasrahkan semuanya kepada Tuhan.
Dengan pasrah itulah kita bisa merasakan damai.
Selagi kita tidak pasrah, pasti hidup kita akan dipenuhi rasa menuntut, penuh kekecewaan dan dendam.
Materi juga tidak perlu seperti Chairul Tanjung atau Raffi Ahmad.
Cukuplah ketika gak mikir lagi soal harga makanan, bisa pakai pesawat business class, kereta api executive, mobil layak, rumah layak, dan gak lagi merasa pusing karena uang.
Lalu, ada yang lebih penting dari uang dan materi; WAKTU dan KESEMPATAN.
Apalah guna materi jika kita tidak punya waktu untuk menikmati dunia dan orang-orang terdekat kita.
Apalah guna semua harta jika kita tidak punya kesempatan untuk melakukan yang kita inginkan, mungkin karena sakit atau sebab lainnya.
Yes uangnya bisa bermanfaat.
Tapi kita sedang berbicara kebahagiaan diri kita.
Tentu saja, buat yang sedang sakit maka bisa juga bahagia jika bisa bersabar dan menerima kondisi yang terjadi.
Ya, bahagia buat saya adalah ketika saya bisa merasa damai dalam kondisi apapun.