Impian dan cita-cita pada dasarnya memiliki makna yang sama. Perbedaanya adalah bahwa ketika kita sudah menjadikan impian menjadi cita-cita, maka di situlah akan ada tekad sungguh-sungguh dan upaya untuk mencapainya.
Barusan saya selesai menonton film Perahu kertas 2, entah sudah keberapakalinya, (biasa lah, kalau hati sedang gundah, saya biasa nonton film agar bisa ceria lagi dan akhirnya bisa nulis ) saya kepikiran, apakah kita mesti mengejar cita-cita kita meski penuh dengan halangan dan cacian. Loh kok cacian, betul. Orang kalo punya cita-cita cukup nyeleneh kan biasanya dicaci oleh teman-teman.
Well, ada perbedaan pendapat di sini. Menurut seorang motivator kondang yang terkenal dengan Golden Ways, yup, Mario Teguh. Beliau mengatakan bahwa tidak ada salahnya untuk melakukan sesuatu yang bukan merupakan cita-cita dengan tujuan sebagai sarana dalam upaya mencapai cita-cita. Misalnya, cita-cita menjadi pembalap handal dan juara nasional. Karena tidak ada sarana berlatih, maka butuh uang toh, nah, cari uang untuk mencapai cita-cita itulah yang dimaksud om Mario Teguh sebagai sarana mencapai cita-cita.
Atau ingin jadi Fotografer, tapi ga punya kamera, akhirnya cari duit dulu lah untuk membeli kamera profesional, yah minimal DSLR.
Pendapat lainnya adalah, tekuni saja segala hal yang berhubungan dengan cita-cita kita, nanti pasti ada jalan untuk sampai di sana. Well, saya pribadi kurang setuju meski banyak bukti sudah ada. Prinsip saya sih usaha kita harus ada dan keliatan. Tapi kalo tidak ada halangan, saya yakin lebih akan cepat mencapai cita-cita, misalnya halangan sarana dan biaya
Saya jadi tertarik untuk mengingat-ingat lagi apa impian saya, hmm….
Saya lupa . tapi tenang, saya sudah catat semua impian saya. Sudahkah Anda mencatat impian Anda?
Image; Flickr by @Doug88888